Bungo – Ketua Yayasan Pendidikan Mandiri Muara Bungo (YPMMB), H. Andriansyah, SE., M.Si., menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan industri batik di Kabupaten Bungo. Menurutnya, batik tidak hanya menjadi karya seni bernilai tinggi, tetapi juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai sektor, seperti industri, pemasaran, dan pemahaman filosofi budaya.
“Batik yang dibuat berdasarkan asal-usul dusun memiliki nilai jati diri yang kuat. Motifnya tidak hanya indah, tetapi juga mengandung filosofi kehidupan, seperti ‘alam terbentang jadi guru’, yang mencerminkan harmoni manusia dengan alam,” ujar H. Andriansyah.
Ketua YPMMB menambahkan, jika setiap dusun memiliki motif batik khas yang diangkat dari sejarahnya, maka hal ini akan membangun rasa bangga bagi warga dusun saat mengenakan batik tersebut. Motif batik yang manis, lembut, namun gagah, menggambarkan karakter daerah sekaligus memperkuat identitas budaya lokal.
Dalam sektor industri, batik dengan simbol khas daerah asal memiliki daya tarik yang tinggi. Hal ini dapat meningkatkan permintaan pasar karena masyarakat akan lebih antusias mengenakan batik yang merepresentasikan sejarah dan identitas daerah mereka. Peningkatan permintaan ini tentu akan mendorong transaksi ekonomi, yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat Bungo.
“Pengembangan batik harus menjadi salah satu prioritas, karena dampaknya tidak hanya pada pelestarian budaya tetapi juga pada peningkatan perekonomian lokal. Kita bisa membayangkan jika setiap dusun memiliki motif batiknya sendiri, maka potensi pasar dan nilai ekonominya akan sangat besar,” tambahnya.
Dukungan penuh dari H. Andriansyah diharapkan menjadi semangat bagi para pengrajin dan pelaku industri batik di Kabupaten Bungo. Dengan sinergi antara budaya, ekonomi, dan filosofi, batik khas Bungo berpotensi menjadi kebanggaan daerah yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat.